Kamis, 14 Januari 2016


Hubungan antara penduduk,masyarakat dan kebudayaan

Pendahuluan     
1.1 Latar Belakang Penulisan Ilmiah
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan mempunyai hubungan satu sama lain. Penduduk adalah organisme yang mendiami, menetap, dan berkembang dalam suatu wilayah tertentu dan dapat membentuk suatu masyarakat di wilayah tersebut. Masyarakat dan Kebudayaan mempunyai hubungan yaitu bernama ”dwi tunggal” yang artinya kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat, dan masyarakat didukung oleh kebudayaan.
Individu, Keluarga, dan Masyarakat saling berhubungan satu sama lain. Seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain. Dr. A. Lysen berpendapat bahwa individu sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Sebelum berinteraksi dalam ruang lingkup yang besar terlebih dahulu dalam ruang lingkup kecil, dimana pertama kalinya kita berinteraksi yaitu kepada keluarga karena terikat oleh suatu turunan. Keluarga merupakan ruang lingkup kecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Ruang lingkup besar dimana masyarakat berpengaruh karena masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia dimana masyarakat tersebut akan saling berinteraksi.
1.2 Identifikasi Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah akan menemukan perumusan masalah. Perumusan masalah itu merupakan suatu pernyataan atau cerita yang akan dicari jawabannya melalui pengamatan dari berbagai referensi yang ada. Berikut ini merupakan contoh dari penulisan ilmiah :
1. Bagaimana memahami pertumbuhan penduduk yang cepat ?
2. Apa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial ?
3. Bagaimana hubungan antar masalah penduduk dengan perkembangan kebudayaan ?
4. Apa masalah sosial yang berhubungan dengan perkembangan individu dan keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan Ilmiah
Pada penulisan ilmiah ini kita harus mengetahui tujuan penulisan. Tujuan penulisan dapat digunakan untuk memperoleh suatu tulisan yang mempunyai makna dan fokus. Berikut ini merupakan tujuan penulisan :
1. Mengetahui pertumbuhan penduduk yang cepat.
2. Mengetahui pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial.
3. Mengetahui hubungan antar masalah penduduk dengan perkembangan kebudayaan.
4. Mengetahui masalah sosial yang berhubungan dengan perkembangan individu dan keluarga.

II.   Teori

2.1 Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan saling berhubungan satu sama lain dimana penduduk mendiami suatu wilayah tertentu akan membentuk suatu masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Hubungan masyarakat dengan kebudayaan adalah dwi tunggal, dimana kebudayaan merupakan hasil dari masyarakat. Kebudayaan bisa lahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.
Penduduk adalah sekelompok orang yang menduduki suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah tertentu, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu.
Masyarakat adalah kehidupan sosial manusia yang menduduki wilayah tertentu, dimana keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Pranata sosial sangat penting dalam masyarakat, tanpa adanya pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial adalah perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, kebudayaan didefinisikan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Secara umum pertumbuhan penduduk yang cepat dapat dilihat dari tiga faktor utama demografi yaitu pertama akibat dari tingkat kelahiran yang tinggi, kedua tingkat kematian yang menurun, penyebab ledakan penduduk yaitu adanya menikah dalam usia muda dan keyakinan pada masyrakat ‘banyak anak banyak rezeki’. Ledakan penduduk dapat membawa akibat, seperti turunnya standar hidup, terjadinya pengangguran, ekonomi, krisis lingkungan dan lain hal sebagainya. dan ketiga perpindahan (migrasi) peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru dan menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim atau kerana over populasi.
Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur pertumbuhan penduduk atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi antara unsur-unsur yang ada akan dapat mengakibatkan gangguan hubungan sosial seperti kerenggangan dalam kehidupan penduduk atau masyarakat.
Hubungan antar penduduk dengan perkembangan kebudayaan merupakan cemin dari kepribadian bangsa yang saling bersangkutan. Sifat-sifat kepribadian penduduk yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dijadikan sebagai hukum adat. Ciri-ciri kepribadian suatu penduduk, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Ciri khas kepribadian suatu bangsa dapat diamati dalam macam ragam karya budayanya. Setiap penduduk mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah. Nilai dan kaidah berisikan harapan-harapan penduduk, perihal suatu perilaku yang pantas. Suatu kaidah, misalnya kaidah hukum yang memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu “aturan permainan” dalam pergaulan hidup. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam. Kepribadian penduduk bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia, dan menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
2.2 Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu adalah bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
Masyarakat merupakan salah satu satuan sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Dalam istilah inggrisnya adalah “society”, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab “Syakara” yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Hubungan sosial yang berhubungan dengan perkembangan individu dan keluarga yaitu masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut : adanya perkumpulan manusia yang banyak, telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu, adanya aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, yang paling penting adalah reaksi sebagai akibat dari hubungan antar manusia. Reaksi ini menyebabkan hubungan manusia bertambah luas. Manusia sebagai makhluk sosial manapun tersusun dalam kelompok –kelompok. Fakta ini menunjukkan manusia mempunyai sosial akan pembawaan kemasyarakatan. Masyarakat dibentuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar (sadar bahwa ia merupakan bagian lain dari kelompoknya). Menurut Auguste Comte, kehendak berkumpul itu memang terkandung di dalam sifat manusia, sehingga nyatalah bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang bertindak seirama dengan kehendak umum, yaitu masyarakat.

III.  Analisis
Keterkaitan antara penduduk, masyarakat, dan budaya memiliki hubungan yang menarik awalnya dimulai dari penduduk jika melebihi batasnya akan menjadi masyarakat. Dari masyarakat ini kita bisa mendapatkan banyak kreativitas yang natinya akan menjadi suatu budaya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa diantara ketiga ini memiliki hubungan yang sangat erat sehingga dapat disebut dengan saling melengkapi satu sama lain.
Keterkaitan antara individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak ada kelompok, jika tidak ada kelompok tidak akan ada keluarga, jika tidak ada keluarga tidak akan ada masyarakat. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.