Senin, 02 Mei 2016

Antisocial Personality Disorder (Psikopat)




Antisocial Personality Disorder (Psikopat)
Hasil gambar untuk pengertian antisocial personality disorder
Pernahkah Anda mengamati orang-orang yang berpikir atau menjalani situasi yang benar-benar berbeda dengan pandangan Anda sebagai orang ‘normal’? Jika ya, bisa jadi Anda telah menyaksikan orang yang divonis sebagai penderita Antisocial Personality Disorder (ASPD). Lalu apakah itu ASPD ? ASPD atau yang dikenal dengan APD secara spesifik merupakan suatu jenis penyakit mental yang tidak mempedulikan hal baik ataupun benar yang berlaku dalam tatanan hidup sosial. American Psychiatric Association (APA) mengklasifikasikan Antisocial Personality Disorder (APD) sama dengan psikopat, sosiopat, atau dyssocial personality disorder (DPD). Namun, beberapa ahli ada yang tidak setuju dengan klasifikasi ini.
Mereka yang tidak setuju berpendapat bahwa semua orang psikopat dapat digolongkan ke dalam APD, namun tidak semua orang yang didiagnosa APD termasuk kedalam psikopat.
Orang dengan gangguan APD ini sering kali melakukan banyak pelanggaran hukum dan tidak mampu untuk memenuhi tanggung jawab sekitarnya. Orang psikopat seringkali mengabaikan/tidak peduli pada nilai-nilai kebenaran, kenyamanan atau pun perasaan orang lain. Biasanya tanda-tanda dari orang yang mengidap Antisocial Personality Disorder (APD) atau psikopat seringkali sudah terlihat dari masa kanak-kanak, remaja dan berlanjut sampai dewasa.
Orang dengan APD (psikopat) cenderung bermulut sangat manis untuk mengelabui korbannya.
Beberapa tanda dari APD atau psikopat adalah:
§  Jarang mematuhi undang-undang yang berlaku sehingga sering terlibat dalam tindakan kriminalitas.
§  Tidak mempercayai hubungan dengan orang lain, yang dibuktikan dengan sering berbohong, menggunakan identitas palsu, atau pun menipu orang lain demi keuntungan diri sendiri.
§  Sering gagal untuk berpikir dan jarang merencakan masa depan.
§  Cenderung mudah marah dan agresif, senang menyerang, serta sering terlibat dalam perkelahian fisik dengan orang lain.
§  Kurang peka terhadap perasaan bersalah dan tidak mengakui kesalahan yang dilakukannya.
§  Kurangnya perasaan simpati dan empati terhadap sesuatu.
§  Sangat susah membangun relasi/hubungan yang baik dengan orang lain dan bahkan sering memutuskan hubungan dengan orang lain tiba-tiba-sewaktu-waktu tanpa adanya alasan yang jelas dan masuk akal.

Orang yang mengidap APD (psikopat) seringkali harus dipenjara karena melakukan pelanggaran hukum namun mereka tidak merasa bersalah atas apa yang mereka lakukan. Mereka bertindak seolah-olah mereka tidak memiliki hati nurani. Orang psikopat tidak bisa memahami arti dari rasa bersalah, perasaan menyesal, dan tidak bisa mengerti konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. Mereka sering menipu, memanipulasi, berpura-pura dan bahkan seringkali bertindak sebagai predator dalam lingkungan sosial masyarakat.

Penyebab dari Antisocial Personality Disorder (APD) atau psikopat
Meskipun, tanda-tanda kelainan kepribadian ini sudah bisa terlihat sejak masih kanak-kanak, namun pada umumnya gejala dari APD /psikopat baru terlihat jelas ketika seorang anak beranjak dewasa sekitar umur 15 tahun ke atas. APD/psikopat seringkali dihubungkan dengan genetik dari orang tua yang mengidap APD juga walaupun tidak selamanya benar. Adakalanya APD bisa muncul dari gabungan faktor genetik dan lingkungan. Dan bahkan kebanyakan pula tidak ada faktor genetik sama sekali yang mempengaruhi munculnya APD ini.
Penderita APD biasanya belajar dari lingkungan yang kurang tanggap dan kurang adanya empati terhadap lingkungan dan penderitaan orang lain. Contoh pengalaman hidup menjadi salah satu pengaruh terbesar munculnya APD ini, seperti kekerasan fisik, , dan emosional di masa kecil, ditelantarkan, pergaulan dengan orang-orang APD, atau dibesarkan oleh orang tua yang alkoholik.
Penyalahgunaan obat-obatan serta kerusakan otak permanen juga dapat menyebabkan seseorang beresiko menderita APD. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa penyebab utama dari timbulnya gangguan APD ini adalah kombinasi dari faktor lingkungan dan genetik.

Akibat Penelantaran Penderita APD
Apabila penderita APD ini dibiarkan tanpa adanya konseling atau bimbingan, dapat menyebabkan korban-korban kejahatan oleh penderita APD meningkat. Banyak pula penderita APD yang menjadi pemimpin terkemuka dalam suatu organisasi atau sekte tertentu yang pada akhirnya membawa kehancuran bagi pengikutnya. Salah satu contoh yang jelas adalah bunuh diri missal atas perintah Pendeta Jim Jones di Guyana tahun 1978 .

Individu dengan APD ini beresiko tinggi melakukan tindakan kriminal berdasarkan suasana hati. Pembunuhan dengan mutilasi lalu menyakiti diri sendiri merupakan kejadian biasa untuk penderita APD. Mereka cenderung membuat semua kondisi menjadi masalah.

Penanganan Terhadap Penderita APD / psikopat
Pertanyaan umum yang seringkali ditanyakan adalah “Apakah APD atau psikopat ini bisa disembuhkan?”. Jawaban bisa YA bisa TIDAK, karena sewaktu-waktu penderita APD akan dengan mudah kembali mengidap gangguan ini bila tidak diawasi dan diarahkan secara baik. Perawatan yang efektif adalah dengan menjalankan terapi secara bertahap untuk membantu mengubah pemikiran yang salah ke posisi yang seharusnya. Konsumsi obat tertentu untuk menstabilkan suasana hati dari psikiatris bagi para penderita juga dibutuhkan.

Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit (kelainan) ini haruslah dilakukan sejak dini, ketika masih dalam usia kanak-kanak. Peran orang tua sangatlah penting dalam mendidik, menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif, serta pendekatan lewat nilai-nilai keagamaan merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah timbulnya gangguan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar