Senin, 09 Januari 2017

Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk




Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk




Hutan Mangrove Jakarta mulai mengembangkan pelebaran hutan mangrove, di Pantai Indah Kapuk. PIK juga mengembangkan hutan mangrove ini sebagai Taman Wisata Alam (TWA) Hutan Magrove Angke, Kapuk. Lokasinya berada di ujung kompleks perumahan Pantai Indah Kapuk, di belakang Tzu Chi.

 Fungsi hutan mangrove memang sangat beragam, bisa dlihat di link artikel2ku diatas. Dan TWA ini merupakan alternative untuk kita menikmati kesegaran alam bakau Jakarta. Menempati lahan seluas 99,82 hektar, dimana 40% merupakan hutan mangrove ( yang sudah ada /sudah jadi ataupun area penanaman mangrove ), membuat TWA ini menjadi tempat cantik, dengan penginapan2 alamnya, wisata naik kapal atau wisata menanam pohon bakau. Berkeliling TWA ini memang sangat menyenangkan.



Hutan Kota
Hutan   kota   adalah   daerah   seluas   kira-kira   seperempat   hektar   yang ditanami pohon-pohon yang berdekatan, untuk mengatasi lingkungan yang keras demi memenuhi syarat dalam rancangan pembangunan kota. Hutan kota adalah lapangan yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberi manfaat   lingkungan   yang   sebesar-besarnya   kepada   penduduk   kota   dalam
kegunaan khusus lainnya (Fakultas Kehutanan IPB, 1987). Hutan kota akan dirasakan belum lengkap jika suatu hutan kota belum dapat menghadirkan satwa liar terutama burung karena kehadirannya memberikan
suasana riang dengan bunyi kicauannya. Kehadiran burung dapat menambah nilai estetika dan ekologis suatu hutan kota. Keberadaan burung di daerah perkotaan pada   saat   ini   sudah   semakin   terdesak   oleh   pesatnya   pembangunan.   Adanya pembukaan areal untuk dijadikan pemukiman atau lainnya secara tidak langsung dapat   merubah   atau   mengurangi   komposisi   tumbuhan   sehingga   menjadi   tidak cocok   untuk   dijadikan   habitat   burung.   Kondisi   yang   demikian   itu   dapat
menyebabkan populasi burung di perkotaan berkurang dan akhirnya menghilang. Padahal   menurut   penelitian-penelitian   yang   dilakukan   diketahui   bahwa   kota sesungguhnya masih mampu dihuni oleh berbagai jenis burung (Janala, 1995). Menurut   Dahlan   (1972)   hutan   kota   memiliki   peranan   sebagai   identitas kota, pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari udara,
penyerap   dan   penjerap   partikel   timbal,   penyerap   dan   penjerap   debu   semen, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbondioksida, penghasil   oksigen,   penahan   angin,   penyerap   dan   penepis   bau,   mengatasi penggenangan, mengatasi intrusi air laut, ameriolasi iklim, pengelolaan sampah, pelestarian   air   tanah,   penapis   cahaya   silau,   meningkatkan   keindahan,   sebagai habitat   burung,   mengurangi   stress,   mengamankan   pantai   dari   abrasi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar